NAMA PENULIS

Baiq Lily Handayani
Joko Mulyono
dkk

PENERBIT

PENTA SARI MEDIA

JUMLAH HALAMAN

ix + 277

ISBN

Dalam proses

TAHUN TERBIT

2023

SINOPSIS

Buku berjudul Konstruksi dan Reproduksi Sosial Erupsi Semeru ini adalah hasil praktikum lapangan yang dilakukan oleh Mahasiswa Sosiologi Universitas Jember angkatan 2019 dan 2020. Lokasi penelitian di Desa Sumbermujur, Sumberwuluh, dan di Desa Penanggal. Penelitian dilakukan dalam rangka praktik Mata Kuliah Sosiologi Kebencanaan, yang merupakan mata kuliah wajib peminatan. Dalam praktikum ini, mahasiswa dilatih untuk melakukan survei, observasi lapangan, wawancara, analisis data, transkrip data penelitian, reduksi data, pengolahan data, dan penyusunan hasil penelitian dalam bentuk artikel. 

Penelitian dilakukan pascaerupsi Gunung Semeru, pada Juni 2022. Mahasiswa dan dosen pendamping turun lapang dan tinggal bersama dengan warga masyarakat, berinteraksi secara langsung dengan warga, pemuda, relawan, perangkat desa, pengungsi, penyintas bencana erupsi Gunung Semeru serta dengan perangkat BPBD Kabupaten Lumajang.

Buku ini ingin menyampaikan tentang urgensi fleksibilitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya di sekitarnya. Bahwa ancaman bahaya itu adalah riil dan ada dalam kehidupan kita, baik itu karena faktor alam Indonesia yang memang rentan terhadap bencana, maupun karena faktor interaksi manusia dengan lingkungannya. Oleh karena itu, seyogyanya masyarakat untuk selalu waspada dan membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana tersebut. Paradigma penanganan bencana bukan lagi menganut paradigma responsif namun preventif dan mitigatif. Selama ini banyak kejadian bencana yang telah merenggut banyak korban jiwa, padahal bencana-bencana tersebut telah banyak terjadi di masa lalu dan masyarakat juga sering melihat di media. Akan tetapi, saat terjadi bencana lagi masih banyak korban jiwa yang terdampak bencana.

Tulisan ini mengajak pemerintah dan masyarakat agar lebih menyikapi bencana dengan paradigma progresif. Bencana adalah bagian integral dari kehidupan yang harus diakui keberadaannya dan disiapkan cara menghadapinya.

Erupsi Gunung Semeru selalu mengalami dinamika, baik karena faktor cuaca, faktor topografi maupun faktor dinamika produksi manusia di sepanjang jalur erupsi. Hal ini menuntut banyak pihak untuk melakukan konstruksi dan reproduksi pengetahuan mengenai erupsi gunung semeru. Konstruksi dan reproduksi pada tataran tanda-tanda terjadinya bencana, cara menyelamatkan diri, titik aman, titik rawan, jalur evakuasi, titik kumpul dan mekanisme mobilisasi massa.

Berbagai upaya struktural maupun kultural harus diagendakan secara konstruktif sebagai bagian dari program edukasi kepada masyarakat, yang dapat diimplementasikan melalui program-program simulasi dan sosialisasi bencana. (*)