KOTA Surabaya punya banyak destinasi pariwisata. Selain destinasi pariwisata mainstream seperti Kebun Binatang Surabaya dan Pantai Kenjeran, ada juga destinasi wisata kampung. Ya, kampung. Sebuah tempat atau lokasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga memiliki daya tarik. Kampung juga dikelola dengan baik sehingga menarik para wisatawan untuk hadir.

Kampung itu bernama Kampung Lawas Maspati. Mulanya, bernama Kampung Maspati saja. Namun, sejak 2013, ketika berhasil memenangkan lomba kebersihan lokal tingkat Surabaya bertajuk Surabaya Green and Clean dan Merdeka Dari Sampah, Kampung Maspati semakin berbenah. Yakni, menjadi sebuah kampung jujugan edukasi lingkungan dan pariwisata.

Kampung Lawas Maspati berlokasi tidak jauh dari Monumen Tugu Pahlawan yang menjadi salah satu ikon Kota Pahlawan. Sesuai namanya, kampung tersebut berada di Jalan Maspati. Selain tidak jauh dari lokasi Monumen Tugu Pahlawan, kampung tersebut juga berdekatan dengan Museum Gedung Nasional Indonesia (GNI) di Jalan Bubutan.

Kampung Lawas Maspati adalah sebuah kampung yang mengusung konsep lawas. Disebut lawas karena memang kuno. Isinya rumah-rumah warga perkampungan pada umumnya. Yang membedakan, ada sekitar 10 bangunan lawas di kampung tersebut. Terutama di Maspati Gang 5 dan Maspati Gang 6.

Bangunan lawas tersebut merupakan peninggalan masa pemerintahan Belanda. Hingga saat ini masih terawat dan dimanfaatkan oleh warga. Kampung Lawas Maspati berlokasi di antara gedung-gedung pertokoan dan pusat perbelanjaan Kota Surabaya. Juga dekat dengan kantor Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kampung Lawas Maspati eksis di antara hiruk pikuk jalanan protokol Surabaya.

Kampung yang terdiri atas enam RT tersebut berupa gang-gang kecil. Yakni, gang-gang yang hanya cukup dilintasi kendaraan roda dua. Bahkan, demi keamanan dan terhindar dari kebisingan, pengendara kendaraan roda dua harus turun menuntun sepedanya ketika keluar-masuk kampung Maspati.

Meski begitu, Kampung Lawas Maspati tertata sangat asri. Banyak penghijauan. Mulai dari tanaman pot-pot kecil, hingga besar. Kampung juga ditata sedemikian rupa dengan cat warna-warni. Sehingga suasana lebih bersih dan cerah.

Seiring dengan pengelolaan yang terus menerus, Kampung Lawas Maspati kini semakin banyak dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Perjalanan hingga tercipta pariwisata kampung bukan instan. Ada lika-liku yang harus dilewati. (*)